Selasa, 09 September 2008

Tidak Selalu Hitam dan Putih

Guru adalah mereka yang menjadikan dirinya jembatan,



Para murid diundang untuk menyeberanginya;



Setelah semua menyeberang, dengan senang hati mereka mengundurkan diri,



Dan mendorong para murid untuk menciptakan jembatan sendiri.



Nikos Kazantzakis



Ketika masib duduk di sekolah dasar, aku terhbat perdebatan sengit dengan

seorang anak lelaki di kelasku. Aku sudah lupa topik perdebatan kami, tapi

aku tak pernah lupa pelajaran yang kuperoleh hari itu.



Aku yakin sekaii bahwa akulah yang benar, sedangkan ia salah. Sementara

itu, ia juga yakin bahwa dirinyalab yang benar dan aku salah. Maka guru

kami memutuskan untuk memberikan pelajaran yang sangat penting. Ia menyuruh

kami maju ke depan kelas. Aku berdiri di satu sisi meja, sementara anak itu

di sisi satunya lagi. Di tengah meja ada sebuah objek besar dan bundar. Aku

melihat dengan jelas bahwa benda itu berwarna hitam. Lalu guru kami

bertanya pada anak itu, apa warna benda tersebut. "Putih," sahutnya.



Aku tak percaya mendengarnya, sebab benda itu jelas-jelas hitam. Kami

kembali berdebat, kali ini tentang warna benda tersebut. Guru kami kemudian

menyuruhku berdiri di tempat anak tadi, sementara anak tadi berdiri di

tempatku. Kami bertukar tempat, dan sekarang guru kami bertanya padaku, apa

warna benda itu. Aku terpaksa menjawab, "Putih," sebab benda itu mempunyal

dua sisi yang berbeda warna. Dari sudut ini, warna yang kelihatan adalah

putih, sedangkan dari sudut satunya, warnanya hitam.



Hari itu aku mendapatkan pelajaran penting. Kita mesti bisa menempatkan

diri pada posisi orang lain dan melihat situasinya melalui mata mereka,

supaya kita bisa benar-benar memahami perspektif mereka.



Judie Paxton

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda